Apa sebegitu
murahannya perasaan ini sampe segitu gampang“mengagumi” laki-laki? Pertanyaan
ini sering muncul kalau tiba-tiba aku mengagumi seseorang, padahal baru kemarin
jatuh cinta sama orang lain. Sering ketawa-ketawa sendiri kalau lagi kepikiran
hal ini. Apa emang karakter zodiak yang kek gitu? *hayoo tebak apa zodiak’ku
hahaha
Memang pada
akhirnya saat mengagumi seseorang itu cenderung jadi sering memikirkan orangnya.
Itu pun tiba-tiba, yang sebelumnya biasa aja tapi saat mendadak ada rasa kagum
akhirnya mikirnya kebangetan. Level saat ini sih belum merasuki alam bawah
sadar, belum sampe kebawa ke alam mimpi. Paling efeknya cuma kadang
senyum-senyum sendiri.
Jeleknya kalau
udah begini tiba-tiba ada aja yang nyeritain terkait dengan masnya ini.
Pertanyaanya apakah kelihatan yaa kalau aku sedang suka sama seseorang? Padahal
aku sudah sedatar mungkin menanggapi “jodoh-jodohan” becandaan kemarin.
Asumsiku: orang yang nyeritain ini sepertinya dia pengen mengorek-orek apa yang
sebenarnya aku rasakan sekarang, soal apakah aku ada perasaan atau nggak lewat
ekspresi muka dan gimana tanggapanku saat mendengar cerita tentang masnya ini.
Lagi-lagi aku main asumsi dan persepsi yang seolah membuatku menjadi tokoh
utama dalam sebuah sinetron yang selalu teraniaya. Haha
Level awal ini
masih menjadi level untuk mengetahui bagaimana statusnya, masih single, dobel
atau bahkan ganda campuran hahah. Untuk yang terakhir bercanda doang, aku yakin
dia benar-benar tertarik pada makhluk cantik ciptaan Tuhan. Kalau dari selera
sih nggak tahu juga, jaman aku masih 23 tahun sih ada yang pernah bilang “kalau
dia mah seleranya selera anak muda kebanyakan yang cantik, putih, dan langsing”
well bukan anak muda doang kali yang punya selera begitu, om om bahkan kakek
kakek juga seleranya begitu haha. Jujur aja aku juga nggak begitu tahu banyak
soal masnya ini, yaa secara kami tidak temenan, paling di facebook sama di
twitter doang, untuk dunia nyata nggak, karena memang hanya sekadar tahu dan
kenal tapi nggak lebih dari itu. Oke mungkin harus dijelaskan lagi arti
“temenan” dulu, untuk mengetahui kami temenan atau nggak. Kalau dilihat dari
Kamus Besar Bahasa Indonesia sih “teman” adalah sahabat, orang yang
bersama-sama dalam pekerjaan, lawan bicara, atau bahkan pasangan. Jadi
kesimpulannya kami tidak temenan karena kami bukan sahabat, tidak selalu
bersama-sama dalam pekerjaan, tidak pernah ngobrol sebagai lawan bicara,
apalagi sebagai pasangan. Yang terakhir itu sepertinya yang aku harapkan.
Jiahaahahha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar