Kamis, 03 Desember 2015

Perasaan yang murahan?



Apa sebegitu murahannya perasaan ini sampe segitu gampang“mengagumi” laki-laki? Pertanyaan ini sering muncul kalau tiba-tiba aku mengagumi seseorang, padahal baru kemarin jatuh cinta sama orang lain. Sering ketawa-ketawa sendiri kalau lagi kepikiran hal ini. Apa emang karakter zodiak yang kek gitu? *hayoo tebak apa zodiak’ku hahaha

Memang pada akhirnya saat mengagumi seseorang itu cenderung jadi sering memikirkan orangnya. Itu pun tiba-tiba, yang sebelumnya biasa aja tapi saat mendadak ada rasa kagum akhirnya mikirnya kebangetan. Level saat ini sih belum merasuki alam bawah sadar, belum sampe kebawa ke alam mimpi. Paling efeknya cuma kadang senyum-senyum sendiri.

Jeleknya kalau udah begini tiba-tiba ada aja yang nyeritain terkait dengan masnya ini. Pertanyaanya apakah kelihatan yaa kalau aku sedang suka sama seseorang? Padahal aku sudah sedatar mungkin menanggapi “jodoh-jodohan” becandaan kemarin. Asumsiku: orang yang nyeritain ini sepertinya dia pengen mengorek-orek apa yang sebenarnya aku rasakan sekarang, soal apakah aku ada perasaan atau nggak lewat ekspresi muka dan gimana tanggapanku saat mendengar cerita tentang masnya ini. Lagi-lagi aku main asumsi dan persepsi yang seolah membuatku menjadi tokoh utama dalam sebuah sinetron yang selalu teraniaya. Haha

Level awal ini masih menjadi level untuk mengetahui bagaimana statusnya, masih single, dobel atau bahkan ganda campuran hahah. Untuk yang terakhir bercanda doang, aku yakin dia benar-benar tertarik pada makhluk cantik ciptaan Tuhan. Kalau dari selera sih nggak tahu juga, jaman aku masih 23 tahun sih ada yang pernah bilang “kalau dia mah seleranya selera anak muda kebanyakan yang cantik, putih, dan langsing” well bukan anak muda doang kali yang punya selera begitu, om om bahkan kakek kakek juga seleranya begitu haha. Jujur aja aku juga nggak begitu tahu banyak soal masnya ini, yaa secara kami tidak temenan, paling di facebook sama di twitter doang, untuk dunia nyata nggak, karena memang hanya sekadar tahu dan kenal tapi nggak lebih dari itu. Oke mungkin harus dijelaskan lagi arti “temenan” dulu, untuk mengetahui kami temenan atau nggak. Kalau dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia sih “teman” adalah sahabat, orang yang bersama-sama dalam pekerjaan, lawan bicara, atau bahkan pasangan. Jadi kesimpulannya kami tidak temenan karena kami bukan sahabat, tidak selalu bersama-sama dalam pekerjaan, tidak pernah ngobrol sebagai lawan bicara, apalagi sebagai pasangan. Yang terakhir itu sepertinya yang aku harapkan. Jiahaahahha



Tidak ada komentar:

Posting Komentar